ini event tahunan kota bogor , namanya bonenkai nih gw bawa sedikit oleh2 , buat lo semua hahah
Jumat, 23 Desember 2011
Sabtu, 17 September 2011
Penghijauan daerah Gersang
Oehua di Desa Noelbaki, Kabupaten Kupang, Pulau Timor, adalah bagian dari sekitar 2 juta hektar lahan kritis di Nusa Tenggara Timur. Hampir seluruh permukaan tanahnya berlapiskan karang dan gersang di puncak kemarau. Sejak lama pula rata-rata masyarakat setempat beranggapan bahwa menanam pohon hingga hidup merupakan pekerjaan sia-sia.
Frans Sarong (Kompas). Oehua di Desa Noelbaki, Kabupaten Kupang, Pulau Timor, adalah bagian dari sekitar 2 juta hektar lahan kritis di Nusa Tenggara Timur. Hampir seluruh permukaan tanahnya berlapiskan karang dan gersang di puncak kemarau. Sejak lama pula rata-rata masyarakat setempat beranggapan bahwa menanam pohon hingga hidup merupakan pekerjaan sia-sia.
Kini, setidaknya di lingkungan Oehua, anggapan itu seharusnya patah lantaran telah ada contoh usaha yang berhasil mengubah tanah gersang 3 hektar menjadi lahan berbalut hijauan jati putih, mahoni, nangka, mangga, dan sejumlah jenis pohon lainnya yang tumbuh subur dan segar sekaligus mengembuskan kesejukan.
Menariknya lagi, capaian usaha itu bukanlah sumbangan dari proyek pemerintah, yang di antaranya bernama Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan yang lazim disebut Gerhan atau GNRL bernilai belasan miliar rupiah per kabupaten. Penanaman dan perawatan ternyata tanpa panduan atau arahan petugas terkait dari dinas kehutanan. Pencapaian itu sepenuhnya adalah wujud tekad dan ketekunan Pastor Gregor Neonbasu SVD bersama tukang kebunnya, Edmundus Seran (37).
?Sebenarnya tekad menanam pohon di kawasan Oehua inspirasinya dari kesaksian di Australia,? tutur Dr Gregor Neonbasu SVD, biarawan Katolik yang sehari-hari kini Ketua Yayasan Pendidikan Arnoldus Yansen yang mengelola Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, di lokasi binaannya di Oehua, 15 kilometer sebelah timur Kota Kupang, Sabtu 27 Februari lalu.
Pastor Gregor pada tahun 1998-2005 mengikuti studi S-2 dan S-3 bidang antropologi, khusus antropo-lingustik, di The Australian National University of Canberra, Australia. Selama itu ia menyaksikan sejumlah contoh keberhasilan usaha penghijauan di atas lahan kritis di Australia, yang sebagian besar wilayahnya tidak jauh berbeda dengan daratan NTT, terutama Timor. Salah satu metode sederhana yang tak sulit diterapkan adalah upaya menahan humus tanah yang biasanya berpotensi terbawa erosi pada musim hujan.
?Dari kesaksian itu diketahui cara menahan humus tanah dari hanyutan erosi ternyata cukup dengan terasering. Itulah langkah awal yang kami dorong ketika memulai usaha penanaman pohon di Oehua, dan terbukti berhasil,? ujarnya.
Kawasan binaan Gregor Neonbasu di Oehua adalah milik Pastoran SVD Provinsial Timor yang berpusat di Lalian, 13 kilometer sebelum Atambua, Kota Kabupaten Belu di Pulau Timor bagian NTT atau sekitar 270 kilometer timur Kota Kupang. Lahan di Oehua itu awalnya hanya seluas 3 hektar, tetapi belakangan mengalami perluasan menjadi 13 hektar.
Kepemilikan lahan tahap awalnya terjadi akhir tahun 1990-an, tetapi usaha penanaman pohon baru dimulai tahun 2001 atas dorongan kuat Pastor Gregor saat pulang berlibur. Tekadnya itu gayung bersambut karena Pastoran SVD di Kupang kebetulan memiliki seorang tukang kebun ?bertangan dingin? untuk urusan penanaman pohon. Ia adalah Edmundus atau Mundus Seran, asal Besikama, Kabupaten Belu bagian selatan, 80 kilometer dari Atambua atau lebih kurang 320 kilometer timur Kota Kupang.
?Saya hanya tamat SD, tidak ada pendidikan khusus atau kursus menanam pohon. Minat menanam pohon dari lingkungan keluarga. Kebetulan bapak saya (Blasius Seran) sejak muda senang menanam kelapa, mangga, pisang, dan berbagai jenis pohon berguna lainnya di kampung. Saya bersama saudara lain menjadi tahu karena selalu dilibatkan dalam usaha penanaman pohon itu,? tutur Mundus di Oehua, Sabtu siang itu.
Panghijauan
Usaha penghijauan kawasan binaan Pastor Gregor di Oehua masih terus berlanjut. Namun, dari sekitar 3 hektar penghijauan tahap awal yang dimulai sembilan tahun lalu, sudah menunjukkan keberhasilan menggembirakan. Kini sekitar 1.200 tegakan jati putih setinggi 8-12 meter sudah merimbuni kawasan. Di bagian lain lahan yang sama juga tumbuh mahoni, cendana, beringin, nangka, cemara, mangga, pepaya, dan bahkan jagung yang kini memasuki usia panen.
Gregor dan Mundus mengisahkan, awalnya kawasan binaan di Oehua itu dan juga kawasan sekitarnya merupakan kawasan kering dan tandus. Permukaan tanahnya nyaris tanpa pohon atau didominasi balutan semak yang kemudian rontok dan ludes dilalap api saat kemarau tiba. Pemandangan sesudahnya adalah potret kawasan berwajah garang dari serakan karang yang menghitam dan mencuat tajam.
Jati putih adalah jenis pohon yang mampu bertahan hidup di Timor. Atas kesaksian itu, Mundus memulai usahanya dengan menanam anakan jenis pohon itu di atas lahan yang sudah diterasering sebelumnya. Pengadaan anakan pohon tak perlu biaya, cukup mendatangi sejumlah pohon jati putih berusia tua yang tumbuh langka di sekitar kampung atau kawasan sekitarnya. Di sekitar pohonnya pasti ada anakan jati putih yang tersisa dari serbuan sapi atau kambing. Atas restu warga sekitar, Mundus pun lalu mencabut anakan pohon itu untuk ditanami di tempat usahanya.
Ada kisah menarik ketika Mundus memulai usahanya itu. Ia sering menghadapi reaksi masyarakat setempat yang bersikap sangat pesimistis atas upaya menanam pohon di kawasan Oehua dan sekitarnya.
?Kamu pendatang baru di tempat ini. Kami sudah sejak lama di Oehua dan sering berusaha menanam pohon, namun tak pernah berhasil. Usaha menanam pohon di sini sia-sia kalau ada beberapa pohon yang bertahan hidup, tumbuh sendiri, dan luput dari mulut sapi atau kambing,? tutur Mundus menirukan ledekan sejumlah warga sekitar.
Ledekan warga tak membuat Mundus ciut. Dengan karung plastik di tangan, ia terus mengumpulkan anakan jati putih untuk ditanami di kebunnya. Pada saat yang sama ia juga menanam mahoni, nangka, cendana, jambu air, pisang, dan jenis lain, yang anakannya didatangkan dari tempat lain.
?Sejak awal saya memang berkeyakinan, kawasan gersang ini bisa dihijaukan asalkan ditanami jenis pohon yang cocok dengan alam setempat diikuti ketekunan merawatnya. Tekad itu kini terbukti, sebagian lahan ini sudah dapat dihijaukan,? ujarnya.
Kunci keberhasilan
Di mana kunci keberhasilannya? Kata Mundus, kunci utamanya, selain terasering, adalah cara menanam. Sebelum menanam, lubang yang telah disiapkan diisi tanah gemburan bercampur air, diaduk-aduk hingga becek. Tanah gemburan itu sendiri harus bercampur potongan rerumputan kering guna membantu pertumbuhan akar muda sebelum menembus lapisan keras.
Kalau anakan yang ditanam dari koker, harus menyisakan 2-3 sentimeter ujung atasnya di atas permukaan genangan lubang. Namun, kalau anakannya telanjang, bagian akarnya harus ditambahkan dengan balutan tanah gemburan khusus. Selanjutnya anakan harus disiram, setidaknya dua kali seminggu, bahkan jika perlu, dibantu tetesan air mirip model infus kesehatan di rumah sakit.
Dukungan lainnya adalah bangunan pagar untuk mengamankan tanaman dari serbuan hewan seperti sapi atau kambing. Ketersediaan air juga harus terjaga sehingga aktivitas menyiram tanaman dapat dilakukan secara kontinu.
Jika pada tahun-tahun pertama penyiraman tanaman mengandalkan satu mobil tangki untuk mendatangkan air dari luar, sejak tahun 2005 berganti air dari sebuah sumur gali berkedalaman 34 meter dalam kawasan kebun. Debit airnya selalu cukup tersedia hingga puncak kemarau.
Keberhasilan mendapatkan air melalui sebuah sumur gali dalam kebun binaan Pastor Gregor Neonbasu di Oehua itu juga serentak membuyarkan pemahaman masyarakat sekitar yang sejauh ini beranggapan bahwa kawasan itu tak memiliki kandungan air tanah. Untuk memenuhi kebutuhan air di rumah, mandi atau cuci, masyarakat Oehua sejak lama harus ke Tilong atau sumber lain di sekitarnya yang berjarak 4-5 kilometer.
?Belakangan ini setidaknya sudah ada empat sumur gali dengan debit air cukup milik masyarakat di Oehua. Usaha menggali sumur itu baru dilakukan setelah mereka menyaksikan keberhasilan sebuah sumur di kebun kami. Sekarang ini sebagian masyarakat Oehua tidak lagi harus jauh-jauh mencari air karena sudah ada sumur,? kata Mundus lagi.
Seperti diakui Pastor Gregor, kawasan lahan binaannya di Oehua seluas 13 hektar itu akan dikembangkan menjadi pusat studi Pastoran SVD Provinsial Timor, rumah jompo, dan bangunan lain. Namun, semua bangunan itu akan tumbuh di antara kawasan hijau di bawah rimbunan jati putih dan berbagai jenis pohon lain.
?Alamnya yang garang membuat warga Timor, termasuk saya, sering terperangkap dalam kegerahan yang sangat mengganggu, terutama pada musim kemarau. Pada saat-saat seperti itu, saya suka ke kebun sekadar menghalau kegerahan sekaligus berinspirasi. Embusan angin dari rimbunan jati dan pohon lain di kebun ini sungguh memberikan kesejukan yang menyegarkan,? tutur Gregor Neonbasu.
Usaha penghijauan binaan Gregor Neonbasu di Oehua masih terbatas, baru berhasil merimbuni lahan seluas 3 hektar. Meski begitu, keberhasilannya layak menjadi rujukan atau inspirasi menaklukkan tanah gersang di Timor atau NTT umumnya.
Sumbe;http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/05/0540260/kawasan.gersang.itu.kini.berbalut.rimbunan.jati.putih
Hutan Kota
2. Pelestarian Plasma Nutfah
Plasma nutfah merupakan bahan baku yang penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan industri. Penguasaannya merupakan keuntungan komparatif yang besar bagi Indonesia di masa depan. Oleh karena itu, plasma nutfah perlu terus dilestarikan dan dikembangkan bersama untuk mempertahankan keanekaragaman hayati (Buku I Repelita V hal. 429). Hutan kota dapat dijadikan sebagai tempat koleksi keanekaragaman hayati yang tersebar di seluruh wilayah tanah air kita. Kawasan hutan kota dapat dipandang sebagai areal pelestarian di luar kawasan konservasi, karena pada areal ini dapat dilestarikan flora dan fauna secara exsitu. Salah satu tanaman yang langka adalah nam-nam (Cynometra cauliflora).
3. Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara
Udara alami yang bersih sering dikotori oleh debu, baik yang dihasilkan oleh kegiatan alami maupun kegiatan manusia. Dengan adanya hutan kota, partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses jerapan dan serapan. Dengan adanya mekanisme ini jumlah debu yang melayang-layang di udara akan menurun. Partikel yang melayang-layang di permukaan bumi sebagian akan terjerap (menempel) pada permukaan daun, khususnya daun yang berbulu dan yang mempunyai permukaan yang kasar dan sebagian lagi terserap masuk ke dalam ruang stomata daun. Ada juga partikel yang menempel pada kulit pohon, cabang dan ranting.
Daun yang berbulu dan berlekuk seperti halnya daun Bunga Matahari dan Kersen mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menjerap partikel dari pada daun yang mempunyai permukaan yang halus (Wedding dkk. dalam Smith, 1981).
Manfaat dari adanya tajuk hutan kota ini adalah menjadikan udara yang lebih bersih dan sehat, jika dibandingkan dengan kondisi udara pada kondisi tanpa tajuk dari hutan kota.
4. Penyerap dan Penjerap Partikel Timbal
Kendaraan bermotor merupakan sumber utama timbal yang mencemari udara di daerah perkotaan (Goldmisth dan Hexter, 1967). diperkirakan sekitar 60-70% dari partikel timbal di udara perkotaan berasal dari kendaraan bermotor (Krishnayya dan Bedi, 1986).
Dahlan (1989); Fakuara, Dahlan, Husin, Ekarelawan, Danur, Pringgodigdo dan Sigit (1990) menyatakan damar (Agathis alba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus) dan pala (Mirystica fragrans), asam landi (Pithecelobiumdulce), johar (Cassia siamea), mempunyai kemampuan yang sedang tinggi dalam menurunkan kandungan timbal dari udara. Untuk beberapa tanaman berikut ini : glodogan (Polyalthea longifolia) keben (Barringtonia asiatica) dan tanjung (Mimusops elengi), walaupun kemampuan serapannya terhadap timbal rendah, namun tanaman tersebut tidak peka terhadap pencemar udara. Sedangkan untuk tanaman daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea) dan kesumba (Bixa orellana) mempunyai kemampuan yang sangat rendah dan sangat tidak tahan terhadap pencemar yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.
5. Penyerap dan Penjerap Debu Semen
Debu semen merupakan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat mengakibatkan penyakit sementosis. Oleh karena itu debu semen yang terdapat di udara bebas harus diturunkan kadarnya.
Studi ketahanan dan kemampuan dari 11 jenis akan yaitu : mahoni (Swietenia macrophylla), bisbul (Diospyrosdiscolor), tanjung (Mimusops elengi), kenari (Canarium commune), meranti merah (Shorealeprosula), kere payung (Filicium decipiens), kayu hitam (Diospyros clebica), duwet (Eugenia cuminii), medang lilin (Litsea roxburghii) dan sempur (Dillenia ovata) telah diteliti oleh Irawati tahun 1990. Hasil penelitian ini menunjukkan, tanaman yang baik untuk dipergunakan dalam program pengembangan hutan kota di kawasan pabrik semen, karena memiliki ketahanan yang tinggi terhadap pencemaran debu semen dan kemampuan yang tinggi dalam menjerap (adsorpsi) dan menyerap (absorpsi) debu semen adalah mahoni, bisbul, tanjung, kenari, meranti merah, kere payung dan kayu hitam. Sedangkan duwet, medang lilin dan sempur kurang baik digunakan sebagai tanaman untuk penghijauan di kawasan industri pabrik semen. Ketiga jenis tanaman ini selain agak peka terhadap debu semen, juga mempunyai kemampuan yang rendah dalam menjerap dan menyerap partikel semen (Irawati, 1990).
6. Peredam Kebisingan
Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang (Grey dan Deneke, 1978).
dengan menanam berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, khususnya dari kebisingan yang
sumbernya berasal dari bawah. Menurut Grey dan Deneke (1978), dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95%.
7. Mengurangi Bahaya Hujan Asam
Menurut Smith (1985), pohon dapat membantu dalam mengatasi dampak negatif hujan asam melalui proses fisiologis tanaman yang disebut proses gutasi. Proses gutasi akan memberikan beberapa unsur diantaranya ialah : Ca, Na, Mg, K dan bahan organik seperti glumatin dan gula (Smith, 1981).
Menurut Henderson et al., (1977) bahan an-organik yang diturunkan ke lantai hutan dari tajuk melalui proses troughfall dengan urutan K>Ca> Mg>Na baik untuk tajuk dari tegakan daun lebar maupun dari daun jarum.
Hujan yang mengandung H2SO4 atau HNO3 apabila tiba di permukaan daun akan mengalami reaksi. Pada saat permukaan daun mulai dibasahi, maka asam seperti H2SO4 akan bereaksi dengan Ca yang terdapat pada daun membentuk garam CaSO4 yang bersifat netral. Dengan demikian pH air dari pada pH air hujan asam itu sendiri. Dengan demikian adanya proses intersepsi dan gutasi oleh permukaan daun akan sangat membantu dalam menaikkan pH, sehingga air hujan menjadi tidak begitu berbahaya lagi bagi lingkungan. Hasil penelitian dari Hoffman et al. (1980) menunjukkan bahwa pH air hujan yang telah melewati tajuk pohon lebih tinggi, jika dibandingkan dengan pH air hujan yang tidak melewati tajuk pohon.
8. Penyerap Karbon-monoksida
Bidwell dan Fraser dalam Smith (1981) mengemukakan, kacang merah (Phaseolus vulgaris) dapat menyerap gas ini sebesar 12-120 kg/km2/hari.
Mikro organisme serta tanah pada lantai hutan mempunyai peranan yang baik dalam menyerap gas ini (Bennet dan Hill, 1975). Inman dan kawan-kawan dalam Smith (1981) mengemukakan, tanah dengan mikroorganismenya dapat menyerap gas ini dari udara yang semula konsentrasinya sebesar 120 ppm (13,8 x 104 ug/m3) menjadi hampir mendekati nol hanya dalam waktu 3 jam saja.
9. Penyerap Karbon-dioksida dan Penghasil Oksigen
Hutan merupakan penyerap gas CO2 yang cukup penting, selain dari fito-plankton, ganggang dan rumput laut di samudra. Dengan berkurangnya kemampuan hutan dalam menyerap gas ini sebagai akibat menurunnya luasan hutan akibat perladangan, pembalakan dan kebakaran, maka perlu dibangun hutan kota untuk membantu mengatasi penurunan fungsi hutan tersebut.
Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh semua tumbuhan baik hutan kota, hutan alami, tanaman pertanian dan lainnya dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas CO2 dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. Dengan demikian proses ini sangat bermanfaat bagi manusia, karena dapat menyerap gas yang bila konsentrasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan hewan serta akan mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak proses ini menghasilkan gas oksigen yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan.
Widyastama (1991) mengemukakan, tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil oksigen adalah : damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia auriculiformis) dan beringin (ficus benyamina).
11. Penyerap dan Penapis Bau
Daerah yang merupakan tempat penimbunan sampah sementara atau permanen mempunyai bau yang tidak sedap. Tanaman dapat digunakan untuk mengurangi bau. Tanaman dapat menyerap bau secara langsung, atau tanaman akan menahan gerakan angin yang bergerak dari sumber bau (Grey dan Deneke, 1978). Akan lebih baik lagi hasilnya, jika tanaman yang ditanam dapat mengeluarkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk dan menggantinya dengan bau harum. Tanaman yang dapat menghasilkan bau harum antara lain : Cempaka (Michelia champaka) dan tanjung (Mimusops elengi).
12. Mengatasi Penggenangan
Daerah bawah yang sering digenangi air perlu ditanami dengan jenis tanaman yang mempunyai kemampuan evapotranspirasi yang tinggi. Jenis tanaman yang memenuhi kriteria ini adalah tanaman yang mempunyai jumlah daun yang banyak, sehingga mempunyai stomata (mulut daun) yang banyak pula.
Menurut Manan (1976) tanaman penguap yang sedang tinggi diantaranya adalah : nangka (Artocarpus integra), albizia (Paraserianthes falcataria), Acacia vilosa, Indigofera galegoides, Dalbergia spp., mahoni (Swietenia spp), jati (Tectona grandis), kihujan (Samanea saman) dan lamtoro (Leucanea glauca).
13. Mengatasi Intrusi Air Laut
Kota-kota yang terletak di tepi pantai seperti DKI Jakarta pada beberapa tahun terakhir ini dihantui oleh intrusi air laut.
Pemilihan jenis tanaman dalam pembangunan hutan kota pada kota yang mempunyai masalah intrusi air laut harus betul-betul diperhatikan karena:
- Penanaman dengan tanaman yang kurang tahan terhadap kandungan garam yang sedang-agak tinggi akan mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, bahkan mungkin akan mengalami kematian.
- Penanaman dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang tinggi akan menguras air dari dalam tanah, sehingga konsentrasi garam adalah tanah akan meningkat. Dengan demikian penghijauan bukan lagi memecahkan masalah intrusi air asin, malah sebaliknya akan memperburuk keadaannya.
Upaya untuk mengatasi masalah ini sama dengan upaya untuk meningkatkan kandungan air tanah yaitu membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air tanah yaitu membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah.
14. Produksi Terbatas
Hutan kota berfungsi in-tangible juga tangible. Sebagai contoh, pohon mahoni di Sukabumi sebanyak 490 pohon telah dilelang dengan harga Rp. 74 juta (Pikiran Rakyat, 18-3-1991). Penanaman dengan tanaman yang menghasilkan biji atau buah yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan warga masyarakat dapat meningkatkan taraf gizi/kesehatan dan penghasilan masyarakat. Buah kenari untuk kerajinan tangan. Bunga tanjung diambil bunganya. Buah sawo, kawista, pala, lengkeng, duku, asem, menteng dan lain-lain dapat dimanfaatkan oleh masyarakat guna meningkatkan gizi dan kesehatan warga kota.
15. Ameliorasi Iklim
Salah satu masalah penting yang cukup merisaukan penduduk perkotaan adalah berkurangnya rasa kenyamanan sebagai akibat meningkatnya suhu udara di perkotaan.
Hutan kota dapat dibangun untuk mengelola lingkungan perkotaan agar pada saat siang hari tidak terlalu panas, sebagai akibat banyaknya jalan aspal, gedung bertingkat, jembatan layang, papan reklame, menara, antene pemancar radio, televisi dan lain-lain. sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pepohonan dapat menahan radiasi balik (reradiasi) dari bumi (Grey dan Deneke, 1978 dan Robinette, 1983).
Robinette (1983) lebih jauh menjelaskan, jumlah pantulan radiasi surya suatu hutan sangat dipengaruhi oleh : panjang gelombang, jenis tanaman, umur tanaman, posisi jatuhnya sinar surya, keadaan cuaca dan posisi lintang.
Suhu udara pada daerah berhutan lebih nyaman dari pada daerah tidak ditumbuhi oleh tanaman. Wenda (1991) telah melakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara pada lahan yang bervegetasi dengan berbagai kerapatan, tinggi dan luasan dari hutan kota di Bogor yang dibandingkan dengan lahan pemukiman yang didominasi oleh tembok dan jalan aspal, diperoleh hasil bahwa:
- Pada areal bervegetasi suhu hanya berkisar 25,5-31,0° C dengan kelembaban 66-92%.
- Pada areal yang kurang bervegetasi dan didominasi oleh tembok dan jalan aspal suhu yang terjadi 27,7-33,1° C dengan kelembaban 62-78%.
- Areal padang rumput mempunyai suhu 27,3-32,1° C dengan kelembaban 62-78%.
Koto (1991) juga telah melakukan penelitian di beberapa tipe vegetasi di sekitar Gedung Manggala Wanabakti. Dari penelitian ini dapat dinyatakan, hutan memiliki suhu udara yang paling rendah, jika dibandingkan dengan suhu udara di taman parkir, padang rumput dan beton.
16. Pengelolaan Sampah
Hutan kota dapat diarahkan untuk pengelolaan sampah dalam hal : (1) sebagai penyekat bau (2) sebagai penyerap bau (3) sebagai pelindung tanah hasil bentukan dekomposisi dari sampah (4) sebagai penyerap zat yang berbahaya yang mungkin terkandung dalam sampah seperti logam berat, pestisida serta bahan beracun dan berbahaya lainnya.
17. Pelestarian Air Tanah
Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan memperbesar jumlah pori tanah. Karena humus bersifat lebih higroskopis dengan kemampuan menyerap air yang besar (Bernatzky, 1978). Maka kadar air tanah hutan akan meningkat.
Pada daerah hulu yang berfungsi sebagai daerah resapan air, hendaknya ditanami dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah. Di samping itu sistem perakaran dan serasahnya dapat memperbesar porositas tanah, sehingga air hujan banyak yang masuk ke dalam tanah sebagai air infiltrasi dan hanya sedikit yang menjadi air limpasan.
Jika hujan lebat terjadi, maka air hujan akan turun masuk meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam menjadi air infiltrasi dan air tanah. Dengan demikian hutan kota yang dibangun pada daerah resapan air dari kota yang bersangkutan akan dapat membantu mengatasi masalah air dengan kualitas yang baik.
Menurut Manan (1976) tanaman yang mempunyai daya evapotrnspirasi yang rendah antara lain : cemara laut Casuarina equisetifolia), Ficus elastica, karet (Hevea brasiliensis), manggis (Garcinia mangostana), bungur (Lagerstroemia speciosa), Fragraea fragrans dan kelapa (Cocos nucifera).
Po. K (1 + r - c)t - PAM - Pa
La = ----------------------------------
z
La : luas hutan kota yang harus dibangun
Po : jumlah penduduk
K : konsumsi air per kapita 1/hari)
r : laju peningkatan pemakaian air
c : faktor pengendali
PAM : kapasitas suplai perusahaan air minum
t : tahun
Pa : potensi air tanah
z : kemampuan hutan kota dalam menyimpan air
La = ----------------------------------
z
La : luas hutan kota yang harus dibangun
Po : jumlah penduduk
K : konsumsi air per kapita 1/hari)
r : laju peningkatan pemakaian air
c : faktor pengendali
PAM : kapasitas suplai perusahaan air minum
t : tahun
Pa : potensi air tanah
z : kemampuan hutan kota dalam menyimpan air
18. Penapis Cahaya Silau
Manusia sering dikelilingi oleh benda-benda yang dapat memantulkan cahaya seperti kaca, aluminium, baja, beton dan air. Apabila permukaan yang halus dari benda-benda tersebut memantulkan cahaya akan terasa sangat menyilaukan dari arah depan, akan mengurangi daya pandang pengendara. Oleh sebab itu, cahaya silau tersebut perlu untuk dikurangi.
Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakkan cahaya tersebut bergantung pada ukuran dan kerapatannya. Pohon dapat dipilih berdasarkan ketinggian maupun kerimbunan tajuknya.
19. Meningkatkan Keindahan
Manusia dalam hidupnya tidak saja membutuhkan tersedianya makanan, minuman, namun juga membutuhkan keindahan. Keindahan merupakan pelengkap kebutuhan rohani. Benda-benda di sekeliling manusia dapat ditata dengan indah menurut garis, bentuk, warna, ukuran dan teksturnya (Grey dan Deneke, 1978), sehingga dapat diperoleh suatu bentuk komposisi yang menarik.
Benda-benda buatan manusia, walaupun mempunyai bentuk, warna dan tekstur yang sudah dirancang sedemikian rupa tetap masih mempunyai kekurangan yaitu tidak alami, sehingga boleh jadi tidak segar tampaknya di depan mata. Akan tetapi dengan menghadirkan pohon ke dalam sistem tersebut, maka keindahan yang telah ada akan lebih sempurna, karena lebih bersifat alami yang sangat disukai oleh setiap manusia.
Tanaman dalam bentuk, warna dan tekstur tertentu dapat dipadu dengan benda-benda buatan seperti gedung, jalan dan sebagainya untuk mendapatkan komposisi yang baik. Peletakan dan pemilihan jenis tanaman harus dipilih sedemikian rupa, sehingga pada saat pohon tersebut telah dewasa akan sesuai dengan kondisi yang ada. Warna daun, bunga atau buah dapat dipilih sebagai komponen yang kontras atau untuk memenuhi rancangan yang nuansa (bergradasi lembut).
Komposisi tanaman dapat diatur dan diletakkan sedemikian rupa, sehingga pemandangan yang kurang enak dilihat seperti : tempat pembuangan sampah, pemukiman kumuh, rumah susun dengan jemuran yang beraneka bentuk dan warna, pabrik dengan kesan yang kaku dapat sedikit ditingkatkan citranya menjadi lebih indah, sopan, manusiawi dan akrab dengan hadirnya hutan kota sebagai tabir penyekat di sana.
20. Sebagai Habitat Burung
Masyarakat modern kini cenderung kembali ke alam (back to nature). Desiran angin, kicauan burung dan atraksi satwa lainnya di kota diharapkan dapat menghalau kejenuhan dan stress yang banyak dialami oleh penduduk perkotaan.
Manfaat Hutan
PENGHIJAUAN adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Banyak fakta yang menunjukkan bahwa tidak jarang pembangunan dibangun di lahan pertanian maupun ruang terbuka hijau. Padahal tumbuhan dalam ekosistem berperan sebagai produsen pertama yang mengubah energi surya menjadi energi potensial untuk makhluk lainnya dan mengubah CO2 menjadi O2 dalam proses fotosintesis. Sehingga dengan meningkatkan penghijauan di perkotaan berarti dapat mengurangi CO2 atau polutan lainnya yang berperan terjadinya efek rumah kaca atau gangguan iklim. Di samping vegetasi berperan dalam kehidupan dan kesehatan lingkungan secara fisik, juga berperan estetika serta kesehatan jiwa. Mengingat pentingnya peranan vegetasi ini terutama di perkotaan untuk menangani krisis lingkungan maka diperlukan perencanaan dan penanaman vegetasi untuk penghijauan secara konseptual.
Dari berbagai pengamatan dan penelitian ada kecenderungan bahwa pelaksanaan penghijauan belum konseptual, malah terkesan asal jadi. Memilih jenis tanaman dengan alasan mudah diperoleh, murah harganya dan cepat tumbuh.
Penghijauan perkotaan
Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Ada pula yang mengatakan bahwa penghijauan kota adalah suatu usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan taman-taman kota, taman-taman lingkungan, jalur hijau dan sebagainya. Dalam hal ini penghijauan perkotaan merupakan kegiatan pengisian ruang terbuka di perkotaan.
Pada proses fotosintesa tumbuhan hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H12O6 serta peranan O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena itu, peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan.
Setiap tahun tumbuh-tumbuhan di bumi ini mempersenyawakan sekira 150.000 juta ton CO2 dan 25.000 juta ton hidrogen dengan membebaskan 400.000 juta ton oksigen ke atmosfer, serta menghasilkan 450.000 juta ton zat-zat organik. Setiap jam 1 ha daun-daun hijau menyerap 8 kg CO2 yang ekuivalen dengan CO2 yang diembuskan oleh napas manusia sekira 200 orang dalam waktu yang sama. Setiap pohon yang ditanam mempunyai kapasitas mendinginkan udara sama dengan rata-rata 5 pendingin udara (AC), yang dioperasikan 20 jam terus menerus setiap harinya. Setiap 93 m2 pepohonan mampu menyerap kebisingan suara sebesar 8 desibel, dan setiap 1 ha pepohonan mampu menetralkan CO2 yang dikeluarkan 20 kendaraan.(Zoer’aini Djamal Irwan,1996).
Begitu pentingnya peranan tumbuhan di bumi ini dalam menangani krisis lingkungan terutama di perkotaan, sangat tepat jika keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota.
Penghijauan berperan dan berfungsi (1) Sebagai paru-paru kota. Tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam (O2) yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan; (2) Sebagai pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan hawa lingkungan setempat menjadi sejuk, nyaman dan segar; (3) Pencipta lingkungan hidup (ekologis); (4) Penyeimbangan alam (adaphis) merupakan pembentukan tempat-tempat hidup alam bagi satwa yang hidup di sekitarnya; (5) Perlindungan (protektif), terhadap kondisi fisik alami sekitarnya (angin kencang, terik matahari, gas atau debu-debu); (6) Keindahan (estetika); (7) Kesehatan (hygiene); (8) Rekreasi dan pendidikan (edukatif); (9) Sosial politik ekonomi.
Seperti yang dikemukan oleh Eckbo (1956) bahwa pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan agar tumbuh dengan baik hendaknya dipertimbangkan syarat-syarat hortikultura (ekologikal) dan syarat- syarat fisik. Syarat hortikultural yaitu respons dan toleransi terhadap temperatur, kebutuhan air, kebutuhan dan toleransi terhadap cahaya matahari, kebutuhan tanah, hama dan penyakit, serta syarat-syarat fisik lainnya yaitu tujuan penghijauan, persyaratan budi daya, bentuk tajuk, warna, aroma.
Unsur hutan kota
Fungsi dan manfaat hutan antara lain untuk memberikan hasil, pencagaran flora dan fauna, pengendalian air tanah dan erosi, ameliorasi iklim. Jika hutan tersebut berada di dalam kota fungsi dan manfaat hutan antara lain menciptakan iklim mikro, engineering, arsitektural, estetika, modifikasi suhu, peresapan air hujan, perlindungan angin dan udara, pengendalian polusi udara, pengelolaan limbah dan memperkecil pantulan sinar matahari, pengendalian erosi tanah, mengurangi aliran permukaan, mengikat tanah. Konstruksi vegetasi dapat mengatur keseimbangan air dengan cara intersepsi, infiltrasi, evaporasi dan transpirasi.
Menelaah fungsi penghijauan perkotaan dan fungsi hutan dapat dikatakan bahwa penghijauan perkotaan merupakan unsur dari hutan kota. Sedangkan hutan kota adalah bagian dari ruang terbuka hijau kota. Hutan kota (urban forestry) menurut Grey dan Denehe (1978), meliputi semua vegetasi berkayu di dalam lingkungan pemukiman, mulai dari kampung yang kecil sampai kota besar. Fukuara dkk. (1988) mengemukakan tentang hutan kota, yaitu ruang terbuka yang ditumbuhi vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan sebesar-besarnya kepada penduduk kota dalam kegunaan proteksi, estetika serta rekreasi khusus lainnya.
Sedangkan menurut Grey dan Denehe (1978), hutan kota (urban forestry) meliputi semua vegetasi berkayu di dalam lingkungan pemukiman, mulai dari kampung yang kecil sampai kota besar. Mengingat pekarangan mengandung sifat perhutanan yang beraspirasi untuk kepentingan rakyat, maka pengembangan perhutanan yang bersifat pekarangan ini tampaknya lebih demokrasi yaitu sistem agroforestry yang dikelola rakyat. Pekarangan dapat menghasilkan kayu, bambu, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan obat-obatan.
Sebagai konsekuensi tumbuhan sebagai produsen pertama dalam ekosistem, dan mengingat fungsi hutan kota dan fungsi penghijauan perkotaan sangat bergantung kepada vegetasi yang digunakan maka tidak perlu lagi dipersoalkan luas lahan sebagai syarat hutan kota. Yang penting adalah jumlah dan keanekaragaman vegetasi yang ditaman di perkotaan sebanyak mungkin. Dengan demikian penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota perlu ditingkatkan secara konseptual meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan dengan mempertimbangkan aspek estetika, pelestarian lingkungan dan fungsional. Pelaksanaan harus sesuai dengan perencanaan begitu pula pemeliharaan harus dilakukan secara terus-menerus.
Teknik penanaman
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan yaitu dalam teknik penanaman pohon adala, (1) Pemilihan bibit tanaman. Bibit generatif adalah berasal dari biji, merupakan bibit yang lebih tepat karena mempunyai akar tunggang dan dapat hidup lebih lama. Bibit vegetatif, adalah bibit yang berasal dari bagian-bagian vegetatif tanaman, seperti batang, daun dan akar. Bibit vegetatif umumnya kurang kokoh dan perakarannya dangkal sehingga cepat merusak trotoar, jalan atau saluran drainase.
Bibit yang baik sekurang-kurangnya telah tumbuh di wadahnya selama 6 bulan dengan batang tinggi minimal + 1.50 m dan diameter 0.05 m, untuk mengujinya cukup dengan mencabut bibit tersebut. Apabila bibit mudah lepas dari wadahnya berarti baru dipindahkan dan belum cukup baik ditanam di lapangan, sebaliknya jika sulit dilepaskan berarti perakarannya sudah terbentuk dengan baik dan dapat ditanam di lapangan;
(2) Penanaman. Lubang tanam perlu dipersiapkan sedikitnya satu minggu sebelum penanaman dilakukan. Ukuran lubang tanam sangat bergantung pada besarnya tanaman. Ukuran standar lubang tanam adalah 0.75 m (tinggi) x 0.90 m (lebar) x 0.90 m (panjang); (3) Perawatan pascatanam. Mempertahankan posisi tumbuh agar tetap tegak dan stabil. Menyiram tanaman 2-3 hari sekali terutama di musim kemarau sambil membuang ranting-ranting yang kerimg. Memupuk tanaman 3 bulan sekali dengan pupuk NPK 25 gram per lubang
—
Manfaat hutan yang lain adalah:
1. Sebagai suplyer Oksigen yang merupakan bahan baku utama untuk pernafasan manusia
2. Sebagai pencegah banjir
3. Sebagai penyejuk alam
4. Sebagai paru-paru dunia
masih banyak lagi manfaat hutan bagi manusia yang lain.
Sumber : http://greenlumut.wordpress.com/tag/penghijauan/
Sumber : http://greenlumut.wordpress.com/tag/penghijauan/
Jumat, 26 Agustus 2011
STOP pembalakan liar dari sekarang

Sumber gambar :
Perhatikan meja kursi papan tulis terbuat dari apa mereka semua ? jawabannya KAYU , dari mana kayu di peroleh ? Dari hutan , apakah kayu yang di tebang tersebut termasuk jenis pohon langka ? mungkin , kadang pertanyaan ini sering muncul di benak saya , kalaupun kayu ini masuk kedalam kategori tebang pilih , ya masih di maklumi lah , karna sistem tebang pilih hanya menebang pohon yang sudah tua saja .
Apa anda pernah mendengar istilah pembalakkan liar ? pembalakkan liar adalah ( definisi saya sendiri ) pembabatan pohon-pohon yang masih berusia produktif secara membabi buta tanpa memandang pohon yang di tebang pohon langka ataupun bukan . Padahal sebenarnya masih ada sistem tebang pilih , tapi saya tidak habis pikir kenapa masih ada yang melakukan penebangan liar tanpa berpikir dulu seberapa lama usia pohon itu .
Apa anda pernah mendengar istilah pembalakkan liar ? pembalakkan liar adalah ( definisi saya sendiri ) pembabatan pohon-pohon yang masih berusia produktif secara membabi buta tanpa memandang pohon yang di tebang pohon langka ataupun bukan . Padahal sebenarnya masih ada sistem tebang pilih , tapi saya tidak habis pikir kenapa masih ada yang melakukan penebangan liar tanpa berpikir dulu seberapa lama usia pohon itu .
Manfaat Hutan diantaranya :
1. Gudang makanan alami terlengkap
2. Tempat berkembangbiaknya hewan2 secara alami
3. Tempat tumbuhnya tumbuhan langka
Hanya itu yang bisa saya sebutkan sebetulnya banyak hehe .
1. Gudang makanan alami terlengkap
2. Tempat berkembangbiaknya hewan2 secara alami
3. Tempat tumbuhnya tumbuhan langka
Hanya itu yang bisa saya sebutkan sebetulnya banyak hehe .
Minggu, 21 Agustus 2011
STOP BUANG BUANG KERTAS !

Kertas adalah benda yang umu kita lihat sehari-hari kertas adalah benda yang sangat penting , meskipun zaman telah berubah , tapi kertas masih sangat di butuhkan oleh manusia . Kertas memiliki beberapa manfaat yaitu :
1 . Sebagai dokumen yang awet
2 . Mudah di dapat
3 . Ringan dan mudah di bawa kemana-mana
Di balik manfaat kertas , ternyata ada yang harus di korbankan yaitu Pohon-pohon di hutan . Setiap hari mungkin Jutaan pohon di tebang untuk memenuhi kebutuhan manusia .
Kadang saya suka sedih lmelihat teman-teman saya yang membuang-buang kertas dengan seenaknya , kalau ada tulisan yang salah sedikit langsung sobek kertasnya sreeeet... kadang-kadang ada perasaan marah .
Kertas-kertas yang di buang setiap harinya bisa lebih dari jutaan lembar , tapi untungnya saat ini sudah banyak yang sadar akan arti GO GREEN , banyak orangyang sudah mulai mendaur ulang kertas-kertas yang sudah tak terpakai , seperti pada saat peluncuran buku Harry Potter yang k *lupa* , menghemat penggunaan kertas baru dan menyelamatkan lebih dari 19 juta pohon *kalo gak salah* , nah Guys makannya dari sekarang jangan buang-buang kertas ya kasian pohon-pohon di hutanmereka juga punya kehidupan sendiri ya itu menjaga kelestarian bumi kita ! LET'S GO GREEN
JA MATA

Senin, 08 Agustus 2011
Come On Let's Go Green
Go green adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk menciptakan kembali bumi yang sejuk . Go green sendiri mulai di kampanye kan baru beberapa tahun ini , Go Green sendiri sendiri banyak caranya .
Kamu bisa melakukan cara-caranya sebgai berikut
1. Mulailah mengurangi penggunaan plastik gantilah plastik dengan tas atau membawa palstik sendiri , karan untuk menghancurkan sebuah plastik di buitukan waktu berpuluh-puluh tahun
2. Tanamlah beberapa tanaman di depan rumah pasti akan membuat rumah kamu lebih sejuk
3. Ingat ! hematlah lampu di rumah , karna lampu yg kamu nyalakan menghasilkan ribuan energi panas yang melayang2 di udara dan tertahan di atmosfer , sehingga memnuat bumi semakin panas
4. Hargai kertas ! kadang2 saya suka kesel kalo liat temen2 yg maen nyobek2 kertas , padahal untuk membuat buku tulis kira2 di butuhkan sekitar 17ribu pohon *kata internet*
5. Pakailah produk daur ulang ! karna dengan memakai produk daur ulang kamu telah menyelamatkan bumi
Come On Guys Let's Go Green
Kamu bisa melakukan cara-caranya sebgai berikut
1. Mulailah mengurangi penggunaan plastik gantilah plastik dengan tas atau membawa palstik sendiri , karan untuk menghancurkan sebuah plastik di buitukan waktu berpuluh-puluh tahun
2. Tanamlah beberapa tanaman di depan rumah pasti akan membuat rumah kamu lebih sejuk
3. Ingat ! hematlah lampu di rumah , karna lampu yg kamu nyalakan menghasilkan ribuan energi panas yang melayang2 di udara dan tertahan di atmosfer , sehingga memnuat bumi semakin panas
4. Hargai kertas ! kadang2 saya suka kesel kalo liat temen2 yg maen nyobek2 kertas , padahal untuk membuat buku tulis kira2 di butuhkan sekitar 17ribu pohon *kata internet*
5. Pakailah produk daur ulang ! karna dengan memakai produk daur ulang kamu telah menyelamatkan bumi
Come On Guys Let's Go Green
JA MATA ASHITA !
Langganan:
Postingan (Atom)